Nilai
waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai
waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan
teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang.
Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis
alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan
analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.
Sebuah contoh seperti
kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil
kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan
dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.
Bila dicermati jika
pendapatan kita tetap, tetapi ketika digunakan membeli barang harga barang
terasa semakin mahal, maka itu bukanlah karena barangnya mahal, melainkan
karena nilai uang kita semakin menurun.
2. Konsep
nilai waktu uang
(time value of money
concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia.
Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang
sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 8.000,00 sekarang dapat
membeli satu kg gula. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli
satu kg gula pada tahun depan, mungkin hanya ¾ kg. Disini terlihat bahwa secara
kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai
uang tersebut disebut sebagai inflasi.
Inflasi muncul melalui
banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik
(pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima
penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan
hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena
orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan
harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi
(sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salahsatu indikator menurunnya
pengangguran.
3.
Metode-metode
nilai waktu uang
1) Present
Value
Nilai
sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau
satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat
bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu
menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu
lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko).
Misalnya tingkat hasil pasar 20%, hal itu lazim disebut dengan tingkat
diskonto artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di
masa mendatang. Oleh karena itu penerimaan-penerimaan harus dijadikan nilai
sekarang untuk dibandingkan dengan nilai investasinya.
2) Future
Value
Nilai
yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari
sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat
bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
·
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan
ataupun per tahun.
·
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
·
Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
·
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
3)
Net Present Value
Suatu rencana investasi memerlukan
pertimbangan yang cermat. Untuk menilai layak tidaknya suatu rencana investasi,
maka kita perlu menghitung apakah dana yang diinvestasikan dapat ditutupi oleh
hasil penerimaan bersih yang telah di-present value-kan, atau tidak. Selisih
antara nilai investasi sekarang dengan penerimaan bersih yang
dipresent valuekan disebut sebagai Net Present Value (NPV). Suatu rencana
investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan
total bersih lebih besar daripada nilai sekarang dari nilai investasi.
4)
Internal Rate of Return
Adalah suku bunga yg
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan, atau penerimaan kas,
dengan pengeluaran investasi awal.
Teknik
perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun
relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan
dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh
tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat
didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash
inflow dengan jumlah initial investment dari suatu proyek. Dengan kata lain,
IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena
present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial
investment. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR > cost of
capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk
pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang
berpola tidak seragam.
Jika
pada saat NPV = 0, nilai IRR sebesar 15%, maka tingkat pengembalian investasi
adalah 15%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 18%, sementara IRR hanya 15%,
maka rencana investasi ditolak, dan begitu juga sebaliknya.
IRR
dapat dicari dengan cara mencoba-coba menggunakan discounting factor
sedemikian rupa sehingga mendapatkan NPV = 0. Namun, hal ini cukup sulit untuk
dilakukan. IRR dapat dicari dengan lebih mudah jika kita mengetahui 2
perhitungan NPV dengan hasil positif dan NPV dengan hasil negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar